Lagi-lagi Australia mengeluarkan early warning terhadap negara lain. Tapi kali ini bukan semacam travel warning yang jadi “kegemaran” Aussie. Melainkan warning atas ancaman Serbia di kancah
Publik Australia berharap banyak tim Kanguru bisa melompat lebih tinggi di Afrika Selatan. Tapi malang tak dapat ditolak, mereka bergabung di Grup D yang dihuni raksasa Jerman, Serbia dan Ghana. Nah, selain Jerman yang paling ditakuti, Tim Cahill cs rupanya sedikit gentar dengan pesona Serbia sebagai kuda hitam yang tengah menanjak performanya. Makanya, jauh-jauh hari Aussie memberikan early warning pada timnya agar mengantisipasi dengan serius laga melawan Serbia yang diasuh Radomic Antic itu.
Pelatih Australia Pim Verbeek dengan gambling menyebut Serbia sebagai salah satu tim yang bakal menebarkan ancaman dalam persaingan di Grup D.
Verbeek menyatakan, sejauh ini timnya memang sangat menaruh perhatian terhadap ancaman Jerman. Namun penampilan Serbia yang bak “monster” selama kualifikasi patut diwaspadai. Dia memperkirakan Serbia akan sulit untuk dikalahkan.
“Saya rasa Serbia akan menjadi laga krusial. Pertandingan akhir pada babak penyisihan grup nanti akan menentukan salah satunya. Yang pasti, Jerman, Ghana dan Serbia merupakan lawan-lawan yang mempunyai cara permainan sangat berbeda,” katanya kepada FIFA.com.
Meski Serbia yang dijuluki Elang Putih itu baru kali pertama mencicipi Piala Dunia dengan bendera sendiri setelah lepas dari Yugoslavia, itu tak mengurangi rasa hormat Verbeek kepada Dejan Stankovic cs.
“Serbia bisa menjadi lawan yang mengancam. Terutama jika melihat kualitas dari para pemain dan hasil yang telah diperlihatkan sepanjang kualifikasi Piala Dunia kemarin,” jelasnya.
Namun, Manajer legendaris Australia Rale Rasic coba menenangkan Socceroos. Manajer yang mengantarkan Australia ke Piala Dunia 1974 untuk pertama kalinya itu menilai, timnas Aussie merasa ‘istimewa’ karena bergabung dengan tim sekuat Jerman dan Serbia.
“Tak perlu merasa menyesal. Bagaimana perasaan kalian bila berada satu grup dengan Portugal dan Brazil?” kata Rasic.
Dia juga mengingatkan, saat tampil di Piala Dunia 1974, Australia bergabung dengan Jerman Barat, Jerman Timur dan Chile. Rasic mengaku merasa istimewa karena timnya bisa berhadapan dengan Jerman Barat yang memiliki Franz Beckenbauer.
“Sangat menyenangkan karena kami satu grup dengan Jerman Barat dan Timur. Anda tidak pernah merasa itu sebagai grup neraka. Kami justru merasa istimewa karena berada di grup dengan tim yang kemudian menjadi juara dunia,” jawabnya.
Serbia memang menunjukkan penampilan meyakinkan. Berada di grup 7 bersama Prancis, Serbia tampil dominan dan akhirnya keluar sebagai juara grup dan memaksa Prancis bermain di fase playoff. Kemenangan Serbia paling membanggakan adalah ketika menghajar Rumania 5-0 di Belgrade.
Tapi Striker Milan Jovanovic tidak mau fakta manis tadi membuat rekan-rekannya pongah dan menganggap enteng Australia. Baginya, Serbia tetap berada di Grup yang sulit.
“Hasilnya bisa saja lebih baik, tapi juga lebih buruk,” ujar Jovanovic kepada GOAL.com.
Dia pun coba meyakinkan kembali, bahwa apapun kata orang, Australia tetaplah lawan yang sulit. Menurut bomber yang sedang diincar Liverpool itu, Australia pun sedang menanjak performanya dari sudut pandang taktik.
“Australia sepertinya tidak mengancam, tapi mereka lawan yang sulit. Mereka mengikuti gaya bermain Inggris dan di Piala Dunia empat tahun lalu mereka menyingkirkan Kroasia,” tutupnya.
[RM]